



Oleh sebab itu, dalam mengelola variasi tersebut dapat dilakukan dengan cara metode tradisi ilmiah yang berbeda pada metode penelitian yang terkait dan teknik yang digunakan dalam studi kualitatif (Melnyk & Fineout-Overholt, 2011). Disamping itu, pengklasifikasian pendekatan kualitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara. Penyajian dan desain penelitian kualitatif cukup bervariasi. Critical appraisal digunakan untuk menilai kekuatan, keterbatasan dan nilai atau manfaat dari studi/praktik tersebut (Melnyk & Fineout-Overholt, 2011). Proses tersebut membutuhkan waktu yang tidak sedikit, akan tetapi para tenaga kesehatan professional atau peneliti secara efisien dapat mencapai nya yaitu dengan cara : Saat melakukan kritisi sebuah artikel/jurnal, jawablah tiga pertanyaan kunci/pamungkas yaitu : apakah hasil penelitian dari artikel tersebut valid (mendekati kebenaran), apakah hasil nya reliable (Reliabilitas) dapat diercaya terhadap intervensi yang diberikan berhasil dan seberapa jauh manfaat yang diperoleh responden/pasien, dan yang ketiga adalah apakah hasil penelitian tersebut dapat digunakan/diaplikasikan di tempat lainnya dengan harapan hasil yang diperoleh sama atau memiliki manfaat yang lebih besar.

Pendahuluan Level of evidence atau tingkat keakuratan/bukti hasil sebuah studi penelitian itu ditentukan oleh jenis desain penelitian yang digunakan, kekuatan sebuah bukti (evidence) itu dapat ditentukan melalui sintesa tingkat dan kualitas sebuah bukti (evidence) yang mengarah kepada setiap rekomendasi praktik penelitian, dan kualitas sebuah bukti (evidence) penelitian dapat ditentukan melalui penilaian kritis atau biasa disebut dengan proses Crtitical Appraisal Skill Program atas metode dan pelaksanaan suatu studi penelitian (Jones, 2010). Hayyu Sitoresmi Suharno Usman Fitrawati Arifuddin Fera Pattikawa Rasnahįacilitated by : Ns. CASP – Qualitative Research M.K : Evidence-based practice (EBP)
